Bosan melihat modifikasi sepeda motor bebek dengan model yang kebanyakan ceper dan main aksesoris, Muhammad Tiar Pratama—akrab disapa Tiar—ingin sesuatu yang beda. Akhirnya, pandangan kosong anggota Ceper Motor Club (CMC) Bandung itu menatap sebuah sepeda lipat dan terinspirasi.
”Langsung timbul pertanyaan dalam hati, bisa atau tidak sepeda motor dimodifikasi seperti sepeda lipat? Jika bisa, bakal ekstrem dan terlihat aneh karena Bandung belum ada yang seperti ini. Dan keyakinan saya saat itu sangat kuat hingga akhirnya mencari ide tambahan, termasuk di bengkel modifikasi V-Bell,” kenang Tiar.
Dibantu Budi, pemilik bengkel modifikasi V-Bell, Tiar harus mengonsep desain sepeda motor lipatnya agar tetap aman dan bisa dipakai sebagai tunggangan harian. Rangka asli pun dipotong menjadi tiga bagian. Bagian pertama untuk membuat separo bodi melipat ke kiri, dan potongan kedua membuat kepala sepeda motor bisa mendongak ke atas.
Menurut Budi, kesulitan menciptakan sepeda motor ceper lipat ini adalah membuat penahan pada lekukan yang akan dilipat. Jika penahan ini tidak kuat, maka sambungan akan mudah lepas saat dipakai jalan. “Kalau sepeda biasa kan ringan. Ini sepeda motor yang bobotnya belipat-lipat. Setelah berulang coba-coba akhirnya kami menemukan dudukan yang pas,” terangnya.
Agar mencolok, rangka yang sudah ditelanjangi dicat biru, begitu pula komponen lain seperti penutup rantai, lengan ayun, hingga bagian belakang dan depan sepeda motor lansiran 2005 ini. Pipa gas buang dibikin sendiri dengan bentuk bintang yang bercabang dua.
Tiar pun mengaku sudah merogoh kocek sekitar Rp 1,5 juta dan menghabiskan waktu hampir tiga bulan untuk membangun sepeda motor nyentrik ini.
Booming Lipat-melipat
Sepeda motor lipat memang sedang dikilik oleh modifikator karena booming-nya sepeda lipat. Sebelumnya, di Yogyakarta, juga sudah pernah tampil dalam ajang "Jogja Bike n Drive Week", November tahun lalu. Saat itu dipajang Honda Supra X yang sudah lipat-lipat meski tak diketahui siapa pemiliknya.
Diyakini, tak hanya di Yogya dan Bandung, sepeda motor lipat akan semakin banyak dibuat sebagai tren modifikasi. Kendalanya hanya satu, unsur keselamatan yang belum ada ukuran pas untuk sebuah lipatan sasis yang menyangga beban mesin dan bodi yang sangat berat.
Konsep sepeda motor lipat juga sudah dipikirkan pabrikan kendaraan di Jepang. Honda mengenalkan Motor Compo di Tokyo Motor Show tahun lalu. Sepeda motor bertenaga listrik dari baterai 100 volt itu bisa dilipat di bagian setang yang membuatnya menjadi sangat ringkas dan bisa dimasukkan di bagasi mobil sedan.
Berbagai sepeda motor konsep juga sudah banyak yang mengadopsi teknik lipat-melipat. Tapi yang perlu digarisbawahi adalah konsep sepeda motor lipat yang banyak dipamerkan sangat menjunjung sisi keselamatan, termasuk mengurangi berat dengan membuat sepeda motor lipat berdimensi mini.
”Langsung timbul pertanyaan dalam hati, bisa atau tidak sepeda motor dimodifikasi seperti sepeda lipat? Jika bisa, bakal ekstrem dan terlihat aneh karena Bandung belum ada yang seperti ini. Dan keyakinan saya saat itu sangat kuat hingga akhirnya mencari ide tambahan, termasuk di bengkel modifikasi V-Bell,” kenang Tiar.
Dibantu Budi, pemilik bengkel modifikasi V-Bell, Tiar harus mengonsep desain sepeda motor lipatnya agar tetap aman dan bisa dipakai sebagai tunggangan harian. Rangka asli pun dipotong menjadi tiga bagian. Bagian pertama untuk membuat separo bodi melipat ke kiri, dan potongan kedua membuat kepala sepeda motor bisa mendongak ke atas.
Menurut Budi, kesulitan menciptakan sepeda motor ceper lipat ini adalah membuat penahan pada lekukan yang akan dilipat. Jika penahan ini tidak kuat, maka sambungan akan mudah lepas saat dipakai jalan. “Kalau sepeda biasa kan ringan. Ini sepeda motor yang bobotnya belipat-lipat. Setelah berulang coba-coba akhirnya kami menemukan dudukan yang pas,” terangnya.
Agar mencolok, rangka yang sudah ditelanjangi dicat biru, begitu pula komponen lain seperti penutup rantai, lengan ayun, hingga bagian belakang dan depan sepeda motor lansiran 2005 ini. Pipa gas buang dibikin sendiri dengan bentuk bintang yang bercabang dua.
Tiar pun mengaku sudah merogoh kocek sekitar Rp 1,5 juta dan menghabiskan waktu hampir tiga bulan untuk membangun sepeda motor nyentrik ini.
Booming Lipat-melipat
Sepeda motor lipat memang sedang dikilik oleh modifikator karena booming-nya sepeda lipat. Sebelumnya, di Yogyakarta, juga sudah pernah tampil dalam ajang "Jogja Bike n Drive Week", November tahun lalu. Saat itu dipajang Honda Supra X yang sudah lipat-lipat meski tak diketahui siapa pemiliknya.
Diyakini, tak hanya di Yogya dan Bandung, sepeda motor lipat akan semakin banyak dibuat sebagai tren modifikasi. Kendalanya hanya satu, unsur keselamatan yang belum ada ukuran pas untuk sebuah lipatan sasis yang menyangga beban mesin dan bodi yang sangat berat.
Konsep sepeda motor lipat juga sudah dipikirkan pabrikan kendaraan di Jepang. Honda mengenalkan Motor Compo di Tokyo Motor Show tahun lalu. Sepeda motor bertenaga listrik dari baterai 100 volt itu bisa dilipat di bagian setang yang membuatnya menjadi sangat ringkas dan bisa dimasukkan di bagasi mobil sedan.
Berbagai sepeda motor konsep juga sudah banyak yang mengadopsi teknik lipat-melipat. Tapi yang perlu digarisbawahi adalah konsep sepeda motor lipat yang banyak dipamerkan sangat menjunjung sisi keselamatan, termasuk mengurangi berat dengan membuat sepeda motor lipat berdimensi mini.
0 komentar:
Posting Komentar